Selembar
Kertas Beribu Kisah
Dalam kehidupan, kertas adalah sebuah benda sederhana
tetapi memiliki begitu banyak filosofi yang bisa didapatkan dari benda
tersebut. Berikut ini adalah sedikit filosofi dari begitu banyaknya filosofi
dari selembar kertas.
Pada dasarnya kertas itu berwarna putih, bersih, halus,
tanpa ada sebuah titik atau noda sedikitpun. Ketika sebuah kertas ditemukan
dengan sebuah pena, maka akan muncul berbagai macam ukiran-ukiran pada kertas
putih tersebut. Dengan pena kita dapat menuliskan apapun yang diinginkan ke
dalam kertas tersebut. Jika kita menuliskan sebuah kata-kata yang baik, indah,
dan menulisnya penuh dengan rasa kebahagiaan, maka kertas itupun terlihat indah
pula dan menarik bagi orang lain untuk melihat, membaca, serta memahami setiap kata
yang terdapat di dalam sebuah kertas tersebut.
Tetapi jika kita mengisi kertas tersebut dengan kata-kata
yang tidak baik, buruk, kasar dan menulisnyapun penuh dengan rasa amarah, maka
kertas itu akan terlihat buruk, dan orang lainpun tidak akan tertarik, suka,
dan bahkan untuk melihat, membacanya saja tidak ingin apalagi untuk memahami
tulisan tersebut. Pada sebuah kertas yang sudah terisi jika kita ingin
menghapus tulisan tersebut dengan berbagai cara apapun pasti akan meninggalkan
sebuah bekas di dalamnya. Terakhir yang ada kertasnya malah semakin kusam dan
kotor.
Atau jika kita menusukkan sebuah pena ke kertas, kemudian
kita tarik pena kita. Apa yang masih tertinggal di sana? Ya, sebuah lubang
besar dan terobeknya kertas tersebut. Ketika kita mulai merekatkan kembali
sobekan-sobekan kertas tersebut dengan lem, yang kita dapatkan bukanlah kertas
yang kembali utuh seperti semula. Masih ada sobekkan kertas yang tak dapat kita
rekatkan kembali.
kertas terkadang dapat melambangkan kurang lebihnya sebuah
karakter yang ada pada diri manusia. Kita dilahirkan ke dunia ini seperti
selembar kertas putih, bersih tanpa ada sebuah noda. Dengan menjalani sebuah
kehidupan ini dapat digambarkan seperti kita sedang menulis sebuah untaian
kata, kalimat bahkan sebuah kisah cerita sekalipun. Jika kita mengisi kehidupan
kita dengan perilaku yang baik, sopan, santun, lemah-lembut, berahlak mulia,
dan penuh kasih sayang, maka semua orangpun dapat berperilaku yang sama kepada
kita, bahkan orang lain dapat memahami setiap kehidupan yang kita jalani
walaupun tidak 100% mereka dapat mengerti kita.
Tetapi jika kita memiliki perilaku senonoh, kasar, tidak
baik, dan sebagainya, maka orang lainpun enggan untuk mendekati dan menjadi
teman kita. Begitu pula dengan ucapan kita, jika kita mengucapkan kata-kata
yang tidak baik, atau tidak enak untuk didengar akan meninggalkan kesan yang
tidak baik pula bagi diri sendiri dan orang lain. Dan setiap ucapan yang telah
keluar tidak akan bisa diulangi kembali atau dihapus kembali, seperti kita
menuliskan sebuah kata-kata di atas selembar kertas jika dihapus pasti akan
meninggalkan bekas.
Bahkan dengan ucapan kita juga dapat melukai hati
seseorang dengan perkataan yang tidak baik atau tidak pantas untuk diucapkan.
Terkadang sakit hati akibat perkataan sulit untuk disembuhkan, seperti kertas
putih yang sudah terobek atau teremas oleh pena atau tangan kita. Seperti kata
pepatah “mulutmu harimaumu”, maka dari itu kita sebagai manusia selayaknya
menjaga setiap perbuatan dan tutur kata kita. Karena kita hidup di dunia ini
tidak sendiri melainkan hidup dengan begitu banyak orang. Walaupun dihidup
kita, kita adalah pemeran utamanya tetapi jika tidak ada orang lain hidup kita
bagaikan kertas kosong yang tak berkisah. Jadi, bagaimanapun dan seperti apapun
arti dari sebuah kehidupan itu, kita sendiri yang memulai dan membuat sebuah
kisah dalam hidup kita.
Kutipan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar