BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Etika adalah pedoman dalam bersikap
dan berperilaku yang didalamnya berisi garis besar nilai koral dan norma yang
mencerminkan lingkungan sekolah yang edukatif, kreatif, santun dan bermartabat
untuk kepentingan bersama warga sekolah terutama siswa dan masyarakat
lingkungan sekolah pada umumnya. Etika guru adalah norma-norma yang mengatur
hubungan kemanusiaan (relationship) anata guru dengan lembaga pendidikan
(sekolah). Sebagai sebuah jabatan pekerjaan profesi guru memerlukan kode etika
khusus untuk mengatur hubungan-hubungan tersebut, pembentukan sikap,
kepribadian , moral dan karakter sosok seorang guru/pendidik harus menjadi
contoh dan panutan serta menjadi acuan pergaulan hidup sehari-hari bagi warga
sekolah utamanya untuk bisa ditiru oleh para siswa.
Etika umum kependidikan yaitu
memiliki sikap jujur, optimis, kreatif, rasional, rendah hati, demokratis,
sopan, mengutamakan kejujuran, menghargai waktu dan terbuka terhadap setiap
perkembangan ilmu pengetahuan, serta mampu menerima dan mampu menerapkan
information teknologi pada pelaksanaan tugasnya sehari-hari disekolah, mampu
merancang, melaksanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan norma-norma dan
ketentuan kurikulum yang berlaku, dengan tidak mencari-cari alasan untuk tidak mempersiapkan
sebelum masuk kelas untuk mengajar. Mampu menciptakan lingkungan sekolah, kelas
yang aman, nyaman, bersih, tertib dan kondusif untuk mencapai tujuan pendidikan
secara nasional dan visi-misi sekolah secara khusus. Mampu bertanggung jawab
secara moral, spritual atas tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan
kepadanya dengan tidak memperhitungkan untung rugi secara materi, tetapi
melaksanakannya dengan penuh pengabdian terhadap nusa dan bangsa.
Mata kuliah etika profesi
kependidikan membekali calon guru untuk menjadi guru yang memiliki etika yang
baik, setelah mempelajari mengenai etika, manejemen berbasis sekolah, manajemen
berbasis masyarakat, secara teori, maka perlu untuk melihat kondisi atau
pelaksanaanya di sekolah secara nyata, sehingga dilakukan observasi ke SD. Observasi
ini didasari dari tuntutan tugas mata kuliah dan sebagai gambaran mengenai
pembelajaran IPS di SD kelas V agar mampu memepersiapkan diri menjadi guru yang
lebih baik kelak.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
keadaan sekolah kelas, murid dan guru di
SDN Cimuncang Cilik?
2. Bagaimana
keadaan kelas dan murid SDN Cimuncang Cilik, keadaan ruang kelasnya dan guru
yang mengajar?
3. Bagaimana
pelaksanaan proses belajar mengajar (pengaturan / tempat duduk murid, kegiatan
guru dalam proses belajar mengajar, keadaan murid dalam proses belajar
mengajar)?
BAB II
TUJUAN
A.
Tujuan
Khusus
1. Untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Etika profesi pendidik dan
kependidikan
B.
Tujuan
Umum
1. Untuk
mengetahui keadaan sekolah, murid dan guru SDN Cimuncang Cilik.
2. Mengetahui
keadaan kelas dan cara guru mengajar di SDN Cimuncang Cilik.
3. Mengetahui
proses belajar megajar (pengaturan / tempat duduk murid, kegiatan guru dalam
proses belajar mengajar, keadaan murid dalam proses belajar mengajar).
BAB III
KONSEP YANG MENDASARI
ATAU LANDASAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran
IPS di SD
IPS dapat diartikan dengan “penelaahan
atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat
melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui
pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,
politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Berikut merupakan pendapat ahli mengenai
IPS. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi,
sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang
disederhanakan agar mudah dipelajari.
IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran
IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi
tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam
mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang
bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing masing.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang
terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam
lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa
sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari
IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa
lampau umat manusia.
Dengan bertolak dari uraian di depan,
kegiatan belajar mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari
berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik
pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi.
Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana
bidang studi IPS itu.
Dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
berkualitas di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini harus
bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai. Dengan pengembangan nilai-nilai
tersebut diharapkan sumber daya manusia Indonesia memiliki pengetahuan,
keterampilan, kpedulian, kesadaran, dan tanggungjawab sosial yang tinggi
terhadap masyarakat, bangsa, dan negaranya bagi pengembangan kini dan
mendatang.
IPS sebagai suatu progam pendidikan
tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun
bertujuan untuk membina peserta didik menjadi warga Negara dan warga masyarakat
yang tau akan hak dan kewajibannya, yang juga memiliki atas kesejahteraan
bersama yang seluas-luasnya. Oleh karena itu peserta didik yang dibina melalui
IPS tidak hanya memiliki pengetahuan dan kemampuan berfikir tinggi, namun
peserta didik diharapkan pula memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi
terhadap diri dan lingkungannya.
Penembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai yang
dimaksud pembelajaran IPS, nilai-nilai tersebut dikelompokkan menjadi 5 yaitu
meliputi:
1. Nilai Edukatif
2. Nilai Praktis
3. Nilai Teoretis
4. Nilai Filsafah
5. Nilai Ketuhanan
B.
Peranan
Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Guru mempunyai peranan yang sangat
strategis dalam peningkatan mutu pendidikan. Abin Syamsuddin Makmun (2005: 23)
menjelaskan secara luas peran guru dalam peningkatan mutu pendidikan yakni
sebagai konservator (pemelihara) sistem nilai; sebagai transmitor (penerus)
sistem nilai; sebagai transformator (penerjemah) sistem nilai; dan sebagai
organisator (penyelenggara) terciptanya proses pendidikan yang bermutu.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan
diperlukan guru yang memiliki kapasitas yang bermutu. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk mengembangkan mutu kapasitas guru. Salah satu
kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu kapasitas guru adalah
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen. Pada pasal 8
dinyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan/kapasitas untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Badan
Penelitian Pengembangan Kemendikbud, 2010: 43).
Menurut pilias & young (1988), manan
(1990), yelon & weinstein (1977) dan dikutip mulyasa (2005) dalam
mengemukakan peran guru antara lain sebagai berikut.
1. Guru
sebagai pendidik, artinya menjadi panutan, uswatun hosanna, idola bagi peserta
didiknya, memiliki standarkualitas pribadi punya tanggung jawab, berwibawa,
mandiri, dan disiplin.
2. Guru
sebagai pengajar, artinya membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Dalam kondisi ini guru dituntut
lebih terampil dalam membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis,
mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan menciptakan kepercayaan.
Memberikan pandangan yang bervariasi, menyesuaikan metode pembelajaran, dan
memberikan nada perasaan.
3. Guru
sebagai pembimbing, artinya membantu mengarahkan proses pembelajaran yang
berupa perkembangan perjalanan fisik dan
mental spritual peserta didik.
4. Guru
sebagai pelatih, artinya memberikan pengulangan keterampilan pembelajaran
sesuai dengann kompetensi yang telah ditetapkan jalan standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan standar kompetensi minimal yang
harus dicapai.
5. Guru
sebagai penasihat, artinya memberikan layanan (konseling) kepada peserta didik,
seupaya mereka dapat memahami dirinya.
6. Guru
sebagai pembaru (innovator), artinya pengalaman masa lalu yang dialami oleh
guru akan membawa makna yang sangat berarti bagi peserta didik.
7. Guru
sebagai model dan teladan, maksudnya guru dijadikan sebagai teladan peserta
didik, jika guru salah menyampaikan pelajaran, peserta didik dapat meniru apa
yang dikatakan guru. Justru perlu diperhatikan sikap dasar, gaya bicara,
kebiasan kerja, pengalaman, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berpikir,
perilaku neurotis, selera, keputusan, dan gaya hidup secara umum.
8. Guru
sebagai pribadi, maksudnya memiliki kepribadian baik yang tercermin dalam
tingkah laku sehari-hari.
9. Guru
sebagai peneliti, artinya mengembangkan kreativitas ilmiah perlu penelitian,
sehingga kelemahan dan keunggulan yang terjadi dalam diri dapat diamati dengan
baik.
10. Guru
sebagai pendorong kreativitas, dalam arti kecenderungan menciptakan,
membangkitkan kesadaran kearah sesuatu yang baru, tidak melakukan sesuatu yang
secara rutin saja.
peran
siswa
C.
Peranan
Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar
Keterlibatan siswa bisa
diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar
mengajar. Menurut Dimjati dan Mudjiono(1994:56-60), keaktifan siswa dapat
didorong oleh peran guru. Guru berupaya untuk memberi kesempatan siswa untuk
aktif, baik aktif mencari, memproses dan mengelola perolehan belajarnya.
Untuk dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar guru
dapat melakukannya dengan ; keterlibatan secara langsung siswa baik secara
individual maupun kelompok; penciptaan peluang yang mendorong siswa untuk
melakukan eksperimen, upaya mengikutsertakan siswa atau memberi tugas kepada
siswa untuk memperoleh informasi dari sumber luar kelas atau sekolah serta
upaya melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan pesan pembelajaran.
Adapun kualitas dan
kuantitas keterlibatan siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Internal faktor meliputi faktor fisik, motivasi dalam
belajar, kepentingan dalam aktivitas yang
diberikan, kecerdasan dan sebagainya. Sedangkan eksternal faktor meliputi guru,
materi pembelajaran, media,
alokasi waktu, fasilitas dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan peserta didik
berperan sebagai organisme yang rumit yang mempunyai kemampuan luar biasa
untuk tumbuh. Peranan peserta didik adalah belajar bukan untuk mengatur
pelajaran. Peserta didik dituntut aktif belajar dalam rangka mengkontruksi
pengetahuannya, dan karena itu peserta didik sendirilah yang harus bertanggung
jawab atas hasil belajarnya. (Wahyudin, 2002).
D.
CARA
MENGEMBANGKAN MATERI IPS (ILMU PENGETAHUAN SOSIAL) di SD
Pengembangan materi pembelajaran yang
baik selalu menggunakan ketentuan untuk melibatkan anak dalam perencanaan
kegiatan pembelajaran. Keterlibatan dan partisipasi berguna untuk
mengklarifikasi tujuan pembelajaran bagi anak-anak dan memungkinkan mereka
untuk mengidentifikasi secara psikologis kegiatan yang harus dilakukan dalam
materi. Guru harus merencanakan bersama dengan anak-anak berbagai tugas belajar
spesifik yang dilakukan dalam materi tertentu, seperti daftar pertanyaan
tentang informasi yang diinginkan, membuat grafik mengenai apa yang harus
dilakukan, mencari, dan mendaftar sumber informasi, membuat laporan kemajuan,
menyatukan saran, dan merencanakan kegiatan lanjutan.
Secara umum, pengembangan materi
pembelajaran terdiri dari urutan prosedur yang saling terkait. Dalam bentuk
yang paling sederhana, pola ini bisa digambarkan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi
masalah dan mengumpulkan informasi terkait.
2. kegiatan
pemecahan masalah, seperti membaca, wawancara, mendengarkan, melihat,
mengumpulkan, menggunakan referensi, menggambar peta. Aplikasi melalui kegiatan
ekspresif seperti mendiskusikan, mengilustrasikan, memamerkan, mendramatisir,
membangun, menggambar, dan menulis.
3. Meringkas,
generalisasi, dan mentransfer ke situasi baru sehingga identifikasi
masalah-masalah baru yang bersifat lebih kompleks, selanjutnya siklus tersebut
kemudian diulang. Prosedur ini mencakup konsumsi dan kegiatan ekspresif.
Anak-anak tidak hanya menerima pengetahuan tetapi juga harus bertindak
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu, mereka harus
menggeneralisasikan dan menerapkan pengetahuan mereka untuk masalah-masalah dan
situasi baru.
Selanjutnya, pada tahap pengembangan,
setiap periode kelas harus memberikan tiga kegiatan pembelajaran: (1) kesiapan,
(2) bekerja belajar, dan (3) ringkasan dan evaluasi. Berikut ini adalah
beberapa contoh kegiatan belajar untuk semua tingkatan kelas :
1. Berbagi
2. Konstruksi
3. Percobaan
4. Mendengarkan
5. Diskusi
6. Menuliskan
Pengalaman
7. Drama
Kegiatan
8. Seni
Pengalaman
9. Karyawisata
10. Pengolahan
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN
A.
Keadaan
Sekolah, Murid, dan Guru
Kami melakukan observasi di SD Negeri Cimuncang
Cilik yang beralamatkan Jl Garuda No 37, Kel. Cimuncang, Kec. Serang, Kota
Serang, Banten. Letak sekolah ini cukup jauh dari jalan raya/jalan besar. Di
sekolah ini memiliki satu ruangan guru dan kepala sekolah, kantin/koperasi
sekolah, ruang uks, ruang TU (Tata Usaha), Gudang, perpustakaan, ruang ibadah,
toilet guru (laki-laki), toilet guru (peremuan), toilet siswa, toilet siswi, 12
ruangan kelas yang terdiri dari kelas 1-6, dan lapangan.
Lingkungan masyarakat sekitar sekolah pun ramah
tamah, saling sapa menyapa baik masyarakat sekitar maupun warga sekolah. Di
sekolah ini memiliki pendidik dan ketenaga pendidikan yang berjumlah 17 orang
yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas, guru agama, guru olahraga, guru
pencaksilat, tata usaha, satpam dan penjaga sekolah.
SDN Cimuncang Cilik memiliki pendidik/guru
sebanyak 12 orang yang terdiri dari 7 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 5
orang honorer. Sedangkan jumlah murid keseluruhan di sana itu memiliki 498
siswa, yang terdiri dari 78 siswa kelas I, 73 siswa kelas II, 96 siswa kelas
III, 88 siswa kelas IV, 83 siswa kelas V, dan 80 siswa kelas VI.
Di SD tersebut baik guru maupun kepala
sekolahnya sangat ramah, melayani dengan baik, bahkan antara guru, murid dan
kepala sekolah pun seperti tidak ada kesenjangan diantara mereka karena rasa
kekeluargaan yang sangat kental. Murid di sana sangat sopan, aktif dan
menyenangkan. Pada saat proses pembelajaran pun mereka dapat mengikutinya
dengan baik, dan meresponnya dengan positif. Data selengkapnya dapat dilihat
pada bagian lampiran yang diletakkan pada akhir dari laporan ini.
B.
Keadaan
Kelas dan Ruangan Guru yang Mengajar
Penelitian kali ini, kami melakukan pengamatan
di kelas VA SD Negeri Cimuncang Cilik pada mata pelajaran IPS. Keadaan kelas
yang kami observasi tersusun rapih dan peletakan tempat duduknya seperti
kelas-kelas pada umumnya yang terdiri dari 4 banjar dan 4 shaf tempat duduk
siswa, pada bagian depan kelas terdapat meja dan kursi guru, papan tulis, meja
yang di atasnya terdapat air mineral dan gelas yang berfungsi untuk diminum
oleh siswa-siswa, dan terdapat lemari.
Pada
bagian sisi kanan dan kiri kelas terdapat hasil karya siswa-siswa yang dipajang
di jendela-jendela kelas. Dan pada bagian belakang kelas terdapat mading kelas
yang berfungsi untuk meletakkan informasi-informasi, media, atau tugas-tugas
siswa di kelas, kemudian pada bagian di luar pintu terdapat mading pula untuk
siswa yang berfungsi sebagai tempat untuk menaruh hasil karya siswa yang dapat
dipajangkan serta informasi-informasi yang dapat ditempel pada mading tersebut.
Di kelas yang kami observasi terdapat 38 siswa, tetapi ketika kami sedang
melakukan penilitian hanya terdapat 37 siswa, dikarenakan ada seorang anak yang
sering sekali tidak masuk sekolah.
C.
Pelaksanaan
Proses Belajar Mengajar
Pada saat proses pembelajaran, tempat duduk
siswa sudah tersusun dengan rapih dan siswa sudah siap untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar. Pada awal pembelajaran, guru memberikan sebuah pernyataan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari guna menghubungkan dengan materi
yang akan dibahas. Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa seputar
materi yang sedang dipelajari yakni keragaman budaya. Guru pun menuliskan judul
dari materi yang sedang dipelajari yaitu “Keragaman Budaya” dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dari pembelajaran tersebut. Setelah itu guru
menjelaskan materi dan memberikan contoh nyata tentang keragaman budaya.
Seperti di dalam kelas ada salah satu siswa yang bernama fajri yang bersuku
sunda dan rifaldi bersuku padang/minang. Dari kedua anak tersebut guru
memberikan contoh tentang keragaman suku, watak, kebiasaan, pakaian, serta
ciri-ciri lainnya dari setiap keragaman suku yang ada. Kemudian guru memberikan
contoh dari media yang telah dibawa yakni gambar rumah adat, pakaian adat, dan senjata
dari adat/suku yang terdapat di Indonesia.
Pada saat kegiatan belajar mengajar, guru
menyampaikannya dengan baik dan menyenangkan/tidak terlalu serius pada materi
walaupun demikian setiap perkataan yang disampaikan sangat jelas dan mudah
dipahami oleh siswa. Siswa pun merespon setiap pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru tersebut. Terkadang ada juga salah satu siswa yang
duduknya suka berpindah-pindah dan terdapat pula siswa yang kurang fokus atau
berbincang-bincang dengan teman sebangkunya. Walaupun demikian, guru dapat
menyikapinya dengan baik, seperti memberikan pertanyaan kepada siswa-siswa
tersebut agar siswa dapat fokus kembali ke dalam pelajaran. Setelah guru
melakukan kegiatan tanya jawab, menjelaskan materi dan lain sebagainya, guru
meminta siswa untuk membuka LKS (Lembar Kerja Siswa) agar siswa dapat melihat
contoh keragaman budaya yang lainnya. Setelah itu guru memberikan penugasan
kepada siswa.
Guru menuliskan soal di papan tulis dan siswa
mengerjakannya di buku latihan. Siswa diberi waktu kurang lebih 20 menit untuk
mengerjakan soal-soal tersebut. Ada siswa yang langsung mengerjakan dan ada
siswa pula yang terkadang masih bertanya-tanya kepada siswa lainnya. Guru pun
tetap memperhatikan kondisi kelas dan siswa pada saat mengerjakan tugas yang
diberikan. Setelah 20 menit, kemudian siswa diperintahkan untuk mengumpulkan
buku latihannya di meja depan/meja guru yang mengajar. Guru pun kemudian
menilai tugas-tugas siswa yang telah diajarkan. Pada saat guru sedang menilai
buku latihan siswa, kami peneliti melakukan interaksi dengan siswa-siswa di
kelas. Kami memperkenalkan diri kami dan memberikan games/permainan pada siswa
tetapi games yang bersangkutan denga pengetahuan siswa. Kemudian jam sudah
menunjukkan waktu untuk istirahat, guru pun menutup pembelajaran tersebut.
BAB V
KESIMPULAN PELAKSANAAN
PROSES BELAJAR MENGAJAR
SDN CIMUNCANG CILIK
Penelitian
kali ini, dilakukan di kelas VA SD Negeri Cimuncang Cilik pada mata pelajaran
IPS. Pada saat itu pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan dengan baik,
menyenangkan, kondusif dan afektif. Pada awal pembelajaran guru memberikan
apersepsi sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang ada. Guru
memberi tahu materi yang akan dibahas dan memberi tahu tujuan apa yang akan
dicapai pada pembelajaran hari itu. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan
materi dengan sangat baik, jelas dan lantang. Guru memberikan contoh-contoh
yang konkret dengan keadaan siswa sehingga siswa dapat dengan mudah memahami
materi tersebut.
Untuk
menunjang keberhasilan pembelajaran, guru pun membawa media berbentuk gambar
sesuai dengan materi yang diajarkan saat itu, yakni gambar rumah adat, gambar
pakaian adat, dan gambar alat-alat dari berbagai macam suku yang ada di
Indonesia. Setiap penjelasan yang disampaikan oleh guru sangat direspon baik
dengan siswa. Guru pun mengajar dengan menyenangkan dan terjalin pula interaksi
dengan siswa-siswa. Terkadang ada siswa yang tidak bisa diam, dia
berpindah-pindah tempat duduk, ada juga siswa yang terkadang berbincang dengan
teman sebangkunya. Tetapi guru dapat menanganinya dengan baik dan siswa pun
dapat fokus kembali ke dalam pembelajaran. Setelah menyampaikan materi, guru
memberikan soal latihan kepada siswa. Sebagai kegiatan penutupnya, guru
memberikan kesimpulan pada proses pembelajaran hari itu.
BAB VI
PENUTUP
Pembelajaran IPS sangatlah penting bagi
siswa/i SD pada khususnya dimana pembelajaran IPS ini merujuk pada kajian yang
memusatkan perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi
manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus kajian dari IPS. Aktivitas
manusia dilihat dari dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa
depan.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran
IPS di SDN Cimuncang Cilik sudah baik, dapat dilihat dari bagaimana cara guru
dalam menyampaikan materi dan respon siswa/i dalam mengikuti pelajaran
tersebut, dan langsung mengajak siswa/i untuk melihat keadaan sosial di
sekeliling mereka yaitu mengenai keragaman suku bangasa, sehingga anak pun
belajar untuk peduli dengan susku bangasa yanga ada atau belajar untuk saling
menghargai. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik lagi guru dapat
menggunakan media yang lebih besar atau membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok dan dapat juga menggunakan media lainnya.
Sebagai calon guru dengan melihat
bagaimana proses pembelajaran IPS di SD yang saat ini dapat dikatakan sedang
dalam proses mencapai hasil yang maksimal, hendaknya mempersiapkan diri untuk
menjadi guru yang profesional yang mampu mengajar dengan hati bukan hanya
mengandalkan kepintaran saja, tapi alangkah lebih tepatnya mengajar dengan hati
yang tulus. Untuk mencapainya maka perlu untuk menggeluti dunia pendidikan
dengan serius dan selalu mau untuk diajar dan mempunyai keinginan untuk
mengubah diri kearah yang lebih baik, karena masa depan bangsa terlebih siswa/i
SD nantnya menjadi tanggung jawab calon guru saat ini (mahasiswa saat ini).
HASIL OBSERVASI
A.
Cara
Guru Mengajar, Keaktifan Siswa dalam Mengikuti Pelajaran
Cara yang digunakan guru dalam mengajar
sudah baik, dimana dari awal pembelajaran guru memulai dengan memberikan salam,
menuliskan judul yang akan dipelajari dan menyampaikan tjuan dari pokok
pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus mereka capai dalam
pembelajaran IPS tersebut. Guru mengajar IPS dengan melibatkan kehidupan siswa
dimana pada tanggal 21 November 2015 pokok bahasannya yaitu mengenai keragaman
suku bangsa dan cara menghargainya, dengan pokok bahasan tersebut guru langsung
memebrikan contoh nyata yaitu dengan menanyakan suku-suku dari siswa/inya dan
menanyakan suku apa saja yang diketahui oleh siswa/i. Tidak hanya menanyakan sukunya
tapi guru juga memberikan contoh dari sifat-sifat sebagian suku tersebut dengan
memberikan gambaran mengenai tempat tinggal suku tersebut atau asal suku
tersebut.
Pelajaran IPS diterima baik oleh
sebagaian siswa/i kelas V, keadaan ini
dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS di kelas, ada
anak yang sudah memersiapkan dari rumah, ada beberapa anak yang sudah membaca
buku sebelum dipelajari dikelas, ada juga yang sudah mengisi lembar kerja
siswa, dan ada juga yang selalu antusias untuk menjawab pertanyaan guru saat
proses belajar mengajar dilaksanakan. Disamping beberapa siswa yang aktif ada
juga beberapa siswa yang pasif yang hanya mendengar tidak banyak terlibat, anak
hanya duduk dan bahkan ada beberapa yang mengantuk bahkan pindah-pindah tempat
duduk, hal ini dapat terjadi karena beberapa anak kurang berminat dengan
pelajaran IPS yang dominan dengan teori yang banyak menuntut anak mampu
menghafal atau memahami bacaan.
B.
Metode
dan Media atau Alat Bantu yang Digunakan dalam Mengajar
Guru kelas V SDN cimuncang cilik
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saat proses pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran diawali dengan guru bertanya mengenai keragaman suku,
kemudian beberapa sisw menjawab, kemudian guru meluruskan jawaban dari beberapa
siswa mengenai pengertian keragaman suku bangsa yang didalamnya terdapat metode
ceramah. Pembelajaran berlangsung dengan kedua metode tersebut sehingga terjadi
proses belajar multi arah yaitu antara, guru dengan siswa, siswa dengan guru
dan siswa dengan siswa.
Media atau alat bantu yang digunakan
oleh guru yaitu gambar dari keragaman suku bangasa yang terdiri dari 34
provinsi, disertai dengan rumah adat, alat-alat tradisonal dari berbagai macam
suku bangsa tersebut, berseta baju daerahnya. Media yang digunakan oleh guru
dalam ukuran yang kecil, sehingga tidak semua siswa dapat melihat dengan jelas
pada saat proses belajar mengajar. Penggunaan media tersebut alangkah lebih
baik jika guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian memberikan
media tersebut unuk dilihat dengan dekat, dan siswa dapat melihat secara
bergiliran, yaitu kelompok 1 melihat gambar suku bangsa, kelompok 2 melihat
alat tradisionalnya, kelompok 3 melihat rumah adatnya, demikian bergantian
hingga seluruh siswa dapat melihat dan membuat mereka terkesan dengan pelajaran
IPS secara umum dan bangga jadi anak Indonesia yang memiliki kekayaan suku. Rasa
bangga anak tersebut akan memacu
semangat anak untuk terus semakin semangat lagi belajarm, karena dengan melihat
berbagai provinsi tersebut anak akan
termotivasi untuk berkunjung ketempat tersebut dengan cara anak rajin belajar
dan kelak akan menjadi anak yang sukses yang dapat berkunjung kemana saja
tempat yang ia inginkan.
C.
Komunikasi,
Sikap dan Penguasaan Kelas dan Materi
Komunikai yang terjadi ddalam kelas
berjalan dengan baik dimana guru mampu membuat anak-anak terlibat dalam
pembelajaran, ada multi arah yaitu adanya komunikasi anatara guru dengan siswa
dan siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, sehingga proses belajar tidak
terpaku hanya kepada guru saja, tetapi juga kepada murid dan guru.
Pembelajaran ips ini membutuhkan sikap
seorang guru yang harus mampu menggali kemampuan anak, dalam pembelajaran guru
dapat bersikap dengan baik sesuai dengan norma dan tidak membuat siswa merasa
tersinggung, tapi siswa akhirnya menyadari bahwa walaupun mereka berbeda-beda
suku mereka harus saling menghargai dan menghormati agar tercipta kedamaian.
Guru kelas v sudah menguasi materi yang
akan diajarkan kepada peserta didik dapat dilihat dari guru mampu menjelaskan
dan menerangkan kepada peserta didik dengan jelas sehingga siswa dapat lebih
mudah memahami pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru tersebut yaitu keanekaragaman
suku bangsa dan budaya. Guru kelas v juga sudah mampu menguasai kelas dalam
proses pembelajaran sehingga anak-anak pun tidak ribut saat guru menjelaskan
tapi sangat memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, dalam proses belajar
mengajar siswa juga tidak malu untuk mejawab ketika ditanya oleh guru. selain
penguasaan kelas guru juga sudah memahami karakteristik setiap peserta didik dalam
tingkatan daya tangkap siswa setiap pembelajaran berlangsung.
D.
Hasil
Wawancara
1. Pendapat
siswa pada saat guru mengajar
Beberapa siswa merasa
senang dengan cara guru mengajar yang menggunakan media. Mereka mengatakan
senang belajar dengan ibu Nur Laila, dan ditambah lagi ketika mereka mendapat
nilai 100 dan beberapa mendapat nilai 80. Tidak dipungkiri ada juga beberapa
anak kurang menyukai belajar IPS dan mereka lebih senang untuk belajar
matematika karena saat belajar matematika mereka dibuat berdiskusi bentuk tutor
sebaya jadi anak lebih leluasa untuk bertanya dan menjawab, sehingga ada suatu
tindakan yang bebas ia lakukan, sedangkan dalam pelajaran IPS guru hanya
melakukan tanya jawab dan sebenarnya sudah baik dalam hal menggali kemampuan
anak untuk menyatakan pendapat dan untuk berani berbicara, namun bagi siswa
yang kurang senang berbicara akan banyak diam dan sibuk sendiri dengan buku dan
pulpen atau pensilnya. Beberapa siswa kelas V juga mengatakan terkadang senang
belajar IPS kalau ibu mengajak mereka aktif di kelas, tapi terkadang malas dan
bosen bahkan merasa IPS itu sulit kalau ibunya kurang melibatkan siswa atau
dengan cara yang monoton. bagi beberapa siswa senang belajar IPS dengan Ibu Nur
Laila, tapi ada juga yang kurang senang karena IPS identik dengan teori-teori
yang menuntut mereka unruk menghafal.
2. Pendapat guru mengenai kompetensi siswa dan hasilnya.
a.
Bagaimana
tingkat kompetensi siswa pada kelas V A SDN Cimuncang Cilik menganai
pembelajaran IPS?
Kompetensi yang
dimiliki siswa ada beberapa yang sangat berkompeten ada juga yang kurang,
keadaan siswa juga sangat dipengaruhi oleh latar belakang keluarga anak, anak
yang kurang mampu atau kurang dipedulikan oleh orang tua maka akan lebih sulit
untuk menggali kemampuannya karena kurang semangat dari dalam diri anak.
Beberapa siswa/i kelas V A SDN Cimuncang Cilik yang berkompeten mau menunjukkan
kemampuannya dengan cara dalam proses belajar mengajar ia mampu merespon apa
yang disampaikan oleh guru, mau maju ke depan jika diberi perintah untuk maju, namun
ada juga anak-anak yang berkompeten tapi tidak mau menunjukkan kemampuannya
dengan cara menjawab pertanyaan dan mengerjakan kedepan, hal ini terlihat ketika
anak yang biasanya diam saja ternyata saat ulangan harian mendapat nilai yang
tinggi.
b.
Kesulitan
apa yang dihadapi guru saat mengajar IPS di kelas V A SDN Cimuncang Cilik?
Siswa terkadang ada
yang datang terlambat, dimana pelajaran IPS dimulainya jam 07.00 Wib, ketika
pelajaran akan dimulai masih ada siswa yang terlambat sehingga akan mengganggu
proses belajar mengajar. selain keterlambatan siswa ada juga anak yang kurang
siap untuk mengikuti pelajaran. untuk itu biasanya guru memulainya dengan
bernyanyi terlebih dahulu untuk meningkatkan semangat anak dan membuat merek
senng dan siap untuk belajar dan diusahakan tercipta proses belajar yang
komunikatif agar siswa semuanya merasa terlibat dalam proses pembelajaran.
c.
Bagaimana
respon siswa pada saat pembelajaran IPS?
Respon siswa terkadang
masih kurang dalam pembelajaran IPS mungkin karena bersifat teori jadi anak
masih kurang berkontribusu banyak.
d.
Bagaimana
cara guru untuk menggali kompetensi yang berbeda-beda yang dimiliki oleh setiap
siswa?
Biasanya guru membuat
kelompok, dan didalam setiap kelompok tersebut ada seorang siswa yang lebih
pinter yang akan menjadi tutor bagi teman kelompoknya sehingga setiap anak
saling melengkapi.
e.
Kegiatan
apa yang pernh dilakukan untuk melihat kemampuan anak bersaing dalam
pemebelajaran IPS?
kegiatan yang dilakukan
biasanya dengan mengikuti olimpiade, dan saat ini sedang dipersiapkan untuk
olimpiade bulan Februari tahun 2016 yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Soelaeman.1985.Menjadi
Guru.Bandung.Cv Diponegoro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar