LAPORAN
HASIL WAWANCARA
KEBAHASAAN

Dosen : Dema Tesniyadi, M. Pd.
Nama :
Nia Maulida
NIM :
2227132465
Semester/Kelas :
3/D
Prodi :
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
Identitas
Narasumber
Nama :
Hj. Aliyah, S. Pd.
Tempat Lahir :
Tangerang
Tanggal Lahir :
1 April 1965
Jabatan :
Guru Kelas 1 Sekolah Dasar
Nama Sekolah :
SD Negeri Sudimara Timur
Alamat :
Jl. Winong Dalam No.19 Rt003/008, Sudimara Timur, Ciledug, Tangerang.
No.Hp :
0858-8347-1723
Panduan
Wawancara
1. Menurut
Ibu, apakah pengertian dari Bahasa baku ?
Jawaban
:
Bahasa baku adalah Bahasa Indonesia yang
telah disahkan, yang bersifat resmi, telah dikondifikasikan (disesuaikan), dan diakui
serta dipakai oleh masyarakat Indonesia
secara luas dan sesuai dengan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia dan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
2. Apa
saja manfaat dari penerapan Bahasa baku dalam sekolah dasar ?
Jawaban :
·
Siswa dapat lebih mengerti dan memahami
tentang Bahasa baku dan tidak baku.
·
Siswa dapat membedakan antara Bahasa
baku dan tidak baku.
·
Siswa mampu dan terampil dalam berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
·
Siswa dapat meningkatkan kemampuannya
dalam membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara.
3. Apakah
peran guru dalam penerapan Bahasa baku dalam sekolah dasar ?
Jawaban :
Peran guru dalam penerapan Bahasa baku
di sekolah dasar itu seperti membawa, mengajak, membimbing anak ke arah
berbicara yang lebih baik, serta memberikan motivasi kepada anak tentang betapa
pentingnya penggunaan Bahasa baku dalam kehidupan.
4. Apakah
metode yang digunakan dalam penerapan Bahasa baku ?
Jawaban :
Metode yang biasa dipakai kalau dalam
pembelajaran itu seperti ceramah, percakapan (interaksi) guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa, selain itu juga dengan cara pembiasaan diri seperti guru
selalu menggunakan Bahasa baku ketika dalam kegiatan belajar mengajar atau
berinteraksi maka siswanya akan terbiasa dan terlatih menggunakan Bahasa baku.
5. Apakah
ada kesulitan dalam penerapan Bahasa baku di sekolah dasar ? jika ada seperti
apa contohnya?
Jawaban :
Sejauh ini tidak ada kesulitan dalam
penerapan Bahasa baku, karena rata-rata pada anak sekolah dasar mereka itu
memiliki sifat peniru yang baik.
6. Saat
ini pembelajaran menggunakan sistem kurikulum 2013, yang di mana siswa dituntut
untuk lebih aktif berbicara, apakah dalam penerapan Bahasa baku ini menemui
hambatan dalam penerapannya ?
Jawaban :
Ada, karena dalam pembelajaran siswa itu
harus lebih aktif, dan sekarang ini sistem belajarnya itu rata-rata berkelompok,
jadi anak jika berdiskusi ada saja yang masih menggunakan bahasa sebaya. Tetapi
rata-rata lingkungan di sekitar sekolah itu biasanya menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa sehari-hari.
7. Apakah
ada perbedaan pada anak yang dapat menggunakan Bahasa baku dengan anak yang
lebih sering menggunakan Bahasa ibu ?
Jawaban :
Kalau dari segi nilai itu tidak ada
perbedaan antara anak yang dapat menggunakan Bahasa baku dengan anak yang
menggunakan Bahasa ibu. Kalau dari segi penerimaan materi mungkin anak yang
dapat menggunakan Bahasa baku itu lebih mudah memahami maksud dari sebuah
materi yang disampaikan dan anak yang dapat menggunakan Bahasa baku itu lebih
lancar dalam berbicara.
8. Pada
anak yang sering menggunakan Bahasa ibu, bagaimana guru menyikapi anak tersebut
untuk dapat terbiasa menggunakan Bahasa baku ketika berbicara ?
Jawaban :
Pada anak yang lebih sering menggunakan
Bahasa ibu biasanya menyikapinya dengan cara pendekatan terhadap siswa tersebut
serta pelatihan dan pembiasaan untuk menggunakan Bahasa baku. Tetapi seperti
yang sudah dikatakan sebelumnya, masyarakat di daerah ini rata-rata menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa sehari-hari, jadi masalah seperti itu juga
jarang ditemukan, mungkin hanya beberapa anak saja yang seperti itu.
9. Pada
saat ini banyak anak kecil yang sering menggunakan Bahasa alay dalam
berinteraksi, bagaimana tanggapan Ibu sendiri sebagai guru ?
Jawaban
:
Kalau Bahasa alay itu wajar saja, tetapi jangan menggunakan
Bahasa kasar atau tidak baikdan jika ingin beinteraksi menggunakan Bahasa
seperti itu (alay) harus menyesuaikan dengan kondisi tempat. Dan jangan terlalu
sering menggunakan Bahasa alay karena itu bisa saja menghilangkan atau
mengurangi kosa kata Bahasa baku kita.
Kesimpulan
Bahasa
baku adalah Bahasa Indonesia yang telah disahkan, yang bersifat resmi, telah
dikondifikasikan (disesuaikan), dan diakui serta dipakai oleh masyarakat Indonesia secara luas dan sesuai dengan
kaidah-kaidah Bahasa Indonesia dan ejaan yang disempurnakan (EYD). Penggunaan
Bahasa baku itu sangat bermanfaat, keterampilan berbahasa juga bisa
meningkatkan kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan
berbicara. Mungkin banyak yang memandang bahwa penerapan Bahasa baku di sekolah
dasar itu sulit, sebenarnya tidak semua anak itu sulit untuk belajar Bahasa
baku, karena pada anak sekolah dasar sifat penirunya itu masih sangat tinggi.
Tetapi mungkin untuk sekolah yang terdapat di daerah pelosok atau sekolah yang
berada di daerah yang penggunaan Bahasa daerahnya itu masih kental, agak sulit
untuk menerapkan Bahasa baku, apalagi untuk berinteraksi sesama kaum sebaya.
Pada dasarnya penerapan penggunaan Bahasa baku pada siswa sekolah dasar itu
tergantung kepada peran guru dalam penyampaian pelajaran atau komunikasi dengan
siswanya. Jika seorang guru selalu memakai Bahasa baku maka siswa akan terlatih
dan terbiasa untuk menggunakan Bahasa baku baik secara lisan maupun tulis.
Lampiran




Tidak ada komentar:
Posting Komentar